Film-film Indonesia yang bertema Sumatera Barat (Minang)
Sumatera Barat, dan masyarakat Minang pada khususnya memiliki akar budaya yang kuat, dan banyak menyumbangkan pujangga, penulis dan cerita rakyat yang menjadi khazanah budaya Indonesia. Dari cerita/novel maupun kisah roman yang memang selalu menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan adat istiadat daerah Minang.
Tentu saja banyak sineas yang ingin mem-filmkan cerita/novel tersebut, berikut kami coba kumpulkan film-film Indonesia yang bertemakan Sumatera Barat.
MALIN KUNDANG
Film Malin Kundang (Anak Durhaka). Film ini digarap pada tahun 1971, disutradarai oleh D. Djajakusuma dan skenarionya ditulis oleh sastrawan Ranah Minang, Asrul Sani.
Film ini dibintangi Rano Karno, Putu Wijaya, dan Fifi Young. Namun sayang film yang diangkat dari cerita rakyat Malin Kundang ini gagal mendapat perhatian publik waktu itu.
Selain diangkat menjadi film, kisah Malin Kundang juga pernah diangkat menjadi kisah sinetron yang di tayangkan di SCTV. Namun setting peristiwanya merupakan tahun 2000-an. Selain di SCTV sinetron Malin Kundang juga ditayangkan di TV9 Malaysia. Program ini kemudian mendapat penghargaan SCTV Awards 2005.
SITI NURBAYA
Siti Nurbaya adalah sebuah roman yang bercerita tentang kisah cinta yang tak sampai antara dua orang kekasaih karya Marah Rusli. Roman ini cukup populer di Indonesia yang kemudian beberapa kali diangkat menjadi film dan sinetron.
Film pertama tentang Siti Nurbaya adalah tahun 1942, disutradarai oleh Lie Tek Swie. Dibintangi oleh Asmanah, Momo, dan Soerjono. Lie Tek Swie sendiri sebelumnya juga menggarap dua film adaptasi yaitu Njai Dasima dan Melati van Agam.
Film kedua Siti Nurbaya dan yang paling populer adalah ditayangkan pada tahun 1991. Film ini disutradarai Dedi Setiadi dan dibintangi Novia Kolopaking sebagai Nurbaya, Gusti Randa sebagai Samsu, dan HIM Damsyik sebagai Meringgih. Dan berkat film inilah HIM Damsyik menjadi terkenal sebagai Datuk Maringgih.
Selanjutnya Siti Nurbaya ditayangkan pada 2004, kali ini digarap oleh Encep Masduki dan dibintangi Nia Ramadhani sebagai Nurbaya, Ser Yozha Reza sebagai Samsu, dan Anwar Fuady sebagai Meringgih dan film ini ditayangkan di TransTV.
DI BAWAH LINDUNGAN KA’BAH
Film ini merupakan adaptasi dari novel karangan Buya Hamka dengan judul yang sama. Film yang dirilis tahun 2011 ini dibintangi oleh Herjunot Ali dan Laudya Cynthia Bella serta disutradarai oleh Hanny R. Saputra.
Film ini bercerita tentang dua seorang pemuda miskin bernama Hamid yan mencintai Zaenab anak dari keluarga kaya.
Hamid kemudian disekolahkan oleh ayah Zaenab, sementara ibunya bekerja di rumah Zaenab. Seringnya pertemuan antara Hamid dan Zaenab membuat keduanya jatuh cinta. Namun hutang budi dan perbedaan status sosial membuat cinta mereka tak bisa bersatu.
Hamid pun akhirnya terusir dari kampung, ia kemudian pergi ke Mekkah. Sementara di kampung, Zaenab berjanji hanya akan menikah dengan orang yang dicintainya. Zaenab pun akhirnya meninggal dan mendengar kabar tersebut, Hamid di Mekkah jatuh sakit lalu menyusul Zaenab menghadap sang ilahi.
TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJK
Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk merupakan film yang diadaptasi dari sebuah novel karya Buya Hamka dengan judul yang sama. Film ini dirilis tahun 2013 dan disutradarai oleh Sunil Soraya.
Film ini diproduksi dengan biaya yang cukup tinggi, bahkan film ini adalah film termahal yang dibuat oleh Soraya Intercine Films. Proses produksinya memakan waktu lima tahun dan penulisan skenarionya selama dua tahun.
Merantau
Film ini menceritakan tentang tradisi merantau bagi laki-laki di Minangkabau. Film bergenre laga ini dibintangi oleh Iko Uwais dan sejumlah aktor lainnya serta disutradarai oleh Gareth Evans.
Selain menceritakan tradisi merantau bagi lelaki Minang, dalam film ini yang cukup banyak ditonjolkan adalah Silek (Silat) Harimau yang dipelajari oleh Yuda (Iko Uwais) sebelum ia pergi Merantau.
sumber
0 comments:
Post a Comment