Bengkulu, Sejarah dan Fakta Unik-nya
Kali ini, kita akan membahas Provinsi Bengkulu. Propinsi Bengkulu berdiri pada tanggal 18 November 1968 dengan Ibu Kota Bengkulu, Kota Bengkulu sebelumnya merupakan ibu kota Kabupaten Bengkulu Utara dab bagian dari Sumatera Selatan. Sekarang Kota Bengkulu memiliki 4 Kecamatan setelah diperluas, yaitu Kecamatan Teluk Segara, Gading Cempaka, Bangkahulu dan Selebar.
Putri Gading Cempaka adalah nama seorang putri kerajaan Bengkulu yang yang juga identik dengan propinsi ini dan juga sering orang menyebut dengan Bumi Rafflesia karena di propinsi ini ada bunga terbesar di dunia yaitu bunga Rafflesia Arnoldy di Bengkulu Utara, Bengkulu Selatan, Rejang Rebong, dan Kepahyang.
Tempat Wisata sangat bagus di Bengkulu, ada Benteng Marlborough peninggalan Inggris pada abad 16an, Pantai Panjang, Danau Dendam Taksudah, Pantai Zakat, Tapak Paderi dan Wisata sejarah lainnya seperti makam Sentot Ali Basah dll.
Bengkulu merupakan kota yang kecil, hanya dengan kurang lebih 2 jam kita telah dapat mengelilingi kota Bengkulu, pantai panjangnya merupakan salah satu pantai terindah di Indonesia
Kota Bengkulu sangat bagus dijadikan kota wisata, dan Kota Pelajar karena kota ini tenang dan indah... keramahan penduduk Bengkulu dapat dilihat dari lagu dan tari-tariannya. Pestival Tabot setiap tahun merupakan gambaran gotong royong dan kebersamaan di Bengkulu.
Kota Bengkulu, juga memiliki fakta unik yang wajib kita ketahui :
1. Nama Bengkulu Diabadikan di SingapuraNama Bengkulu atau yang pada zaman kolonial Inggris dikenal dengan nama Bencoolendiabadikan di Singapura. Pada salah satu wilayah di negara pulau itu terdapat jalan dan wilayah yang diberi nama Bencoolen. Penamaan Bencoolen pada salah satu wilayah itu untuk mengenang pertukaran wilayah jajahan antara Inggris dengan Belanda. Tidak sedikit pula warga Bengkulu asli yang kemudian pindah ke Singapura dan menetap di sana. Sayangnya, saat ini tidak banyak yang mengingat nenek moyang mereka asli Bengkulu.Untuk diketahui, Bengkulu merupakan salah satu wilayah jajahan Inggris. Sementara Belanda memiliki wilayah jajahan di Malaka, Malaysia dan Singapura. Pada akhirnya, kedua penjajah ini melakukan negosiasi wilayah jajahan dan melakukan pertukaran wilayah jajahan. Perjanjian itu dikenal dengan perjanjian Traktat London tahun 1824.Menurut sejarawan Universitas Sumatera Utara (USU) Phil Ichwan Azhari yang dikutip dari OkeZone.com, dalam perjanjian tersebut, dijelaskan bahwa Belanda menyerahkan Malaka dan Semenanjung Melayu termasuk Penang dan sebuah pulau kecil tidak bertuan yakni Singapura kepada Inggris.Sedangkan, Inggris (Britania) menyerahkan pabriknya di Bengkulu dan seluruh kepemilikannya di pulau Sumatera kepada Belanda. Pertukaran kekuasaan ini juga termasuk dalam Kepulauan Karimun, Batam, dan pulau-pulau lain yang terletak sebelah selatan dari Selat Singapura.Perjanjian tersebut dilakukan pada 17 Maret 1824 di London, dimana Belanda diwakili oleh Hendrik Fagel dan Anton Reinhard Falck, sedangkan Inggris diwakili oleh George Canning dan Charles Watkins Williams Wynn. Ini dilakukan untuk mengatasi konflik yang bermunculan akibat pemberlakuan Perjanjian Britania-Belanda 1814.
2. Benteng Marlborough (Fort Marlborough)Benteng yang dibangun pada masa kolonial Inggris tahun 1914 ini juga membuat Bengkulu banyak dikenal hingga ke mancanegara. Benteng Marlborough merupakan bangunan pertahanan terbesar di Indonesia dan salah satu benteng terbesar di Asia. Bahkan beberapa sumber menyebut benteng Marlborought merupakan benteng terbesar di Dunia.Benteng ini dibangun oleh salah satu perusahaan India Timur dibawah kepemimpinan Gubernur Joseph Callet. Benteng ini memiliki luas 44.100 meter persegi. Benteng ini sengaja didesain menyerupai kura-kura jika dilihat dari ketinggian.
3. Rafflesia ArnoldiFakta selanjutnya yang membuat Bengkulu banyak dikenal oleh dunia yakni bunga Rafflesia Arnoldi. Bunga ini akan disebut pada saat pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau pelajaran Biologi tumbuhan. Mengutip dari id.wikipedia.org Rafflesia merupakan tumbuhan parasit obligat yang terkenal karena memiliki bunga berukuran sangat besar, bahkan merupakan bunga terbesar di dunia. Ia tumbuh di jaringan tumbuhan merambat (liana) Tetrastigma dan tidak memiliki daun sehingga tidak mampu berfotosintesis.Penamaan bunga raksasa ini tidak terlepas oleh sejarah penemuannya pertama kali pada tahun 1818 di hutan tropis Bengkulu (Sumatera) di suatu tempat dekat Sungai Manna, Lubuk Tapi, Kabupaten Bengkulu Selatan, sehingga Bengkulu dikenal di dunia sebagai The Land of Rafflesia atau Bumi Rafflesia. Seorang pemandu yang bekerja pada Dr. Joseph Arnold yang menemukan bunga raksasa ini pertama kali. Dr. Joseph Arnold sendiri saat itu tengah mengikuti ekspedisi yang dipimpin oleh Thomas Stamford Raffles. Jadi penamaan bunga Rafflesia arnoldii didasarkan dari gabungan nama Thomas Stamford Raffles sebagai pemimpin ekspedisi dan Dr. Joseph Arnold sebagai penemu bunga.
4. Gempa Bumi Bengkulu Tahun 2000Bengkulu sempat disorot publik dunia pada tahun 2000 akibat gempa berkekuatan 7,3 Skala Richter. Gempa tersebut terjadi pada 4 Juni 2000. Berdasarkan data dari id.wikipedia.org, gempa ini menewaskan sedikitnya 94 orang dan ribuan lainnya luka-luka.Pada gempa ini sekitar 15.000 rumah rusak berat, dan 29.940 rusak ringan, gedung-gedung sekolah juga runtuh dimana 566 gedung TK, 418 SD, 81 SLTP, dan 31 SLTA di samping 13 gereja, 377 mesjid, tiga pura, 35 puskesmas, 68 puskesmas pembantu dan lain-lain. Hanya berselang satu hari dari peristiwa bencana ini, puluhan bantuan dan volunteer dari luar negeri berdatangan ke Bengkulu.
5. Gunung Kaba, Gunung Berapi Aktif di DuniaGunung yang berada di Desa Sumber Urip, Kecamatan Curup Utara, Kabupaten Rejang Lebong ini juga menjadi perhatian dunia. Gunung Kaba masuk dalam daftar 10 gunung aktif yang terus dipantau di Indonesia dan dunia. Gunung Kaba tercatat sempat mengalami erupsi pada tahun 2000, 1956, 1952, 1950-51, 1939-41, 1918, 1907, 1873-92, 1868-69, 1853, 1834, 1833. Pada 2010 lalu statusnya juga sempat waspada. Bahkan menurut data http://volcanic-eruptions.findthedata.org, sebanyak 126 orang tewas pada tahun 1833 akibat erupsi gunung ini.
0 comments:
Post a Comment